Kampus Berdampak - Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) terus menunjukkan komitmennya dalam penguatan si...
Kampus Berdampak - Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) terus menunjukkan komitmennya dalam penguatan sistem pendidikan nasional dengan mendampingi kunjungan kerja Panitia Kerja (Panja) Komisi X DPR RI ke Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah VII Jawa Timur, Rabu (30/4). Kunjungan ini menjadi bagian penting dari proses penyusunan dan penyempurnaan Rancangan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (RUU Sisdiknas) yang tengah digodok oleh parlemen.
Dalam forum yang melibatkan pimpinan perguruan tinggi negeri dan swasta, serta perwakilan mahasiswa dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), berbagai aspirasi dan masukan disampaikan untuk memastikan regulasi baru ini benar-benar merefleksikan kebutuhan dan tantangan dunia pendidikan saat ini.
Mendorong Kampus yang Berdampak, Bukan Terdampak
Direktur Jenderal Sains dan Teknologi Kemdiktisaintek, Ahmad Najib Burhani, yang turut hadir mendampingi, menegaskan bahwa revisi UU Sisdiknas harus selaras dengan visi “Kampus Berdampak” yang tengah dikembangkan Kemdiktisaintek.
“Nilai yang ingin kami tanamkan di kampus bukan hanya soal visi dan misi, tapi juga value. Kampus harus menjadi institusi yang berdampak terhadap masyarakat, bukan hanya terdampak oleh kebijakan,” tegas Dirjen Najib.
Ia juga menyampaikan bahwa regulasi ini merupakan prioritas Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Brian Yuliarto, sebagai pijakan utama membangun masa depan pendidikan yang adaptif dan relevan.
Menyerap Aspirasi Langsung dari Lapangan
Kunjungan ini menjadi wadah penting bagi Komisi X DPR RI untuk berdialog langsung dengan para pelaksana pendidikan tinggi di daerah. Ketua Komisi X, Hetifah Sjaifudian, menyampaikan bahwa masukan dari daerah sangat penting agar RUU Sisdiknas benar-benar kontekstual dan solutif.
“Kami ingin RUU ini lahir dari realitas di lapangan, bukan hanya dari meja rapat di pusat. Pendidikan tinggi menghadapi tantangan unik yang harus kami dengar langsung dari pelaksana,” kata Hetifah.
Dalam sesi dialog, berbagai isu strategis mengemuka, mulai dari tantangan otonomi kampus, penyetaraan mutu pendidikan tinggi, mekanisme penerimaan mahasiswa baru, peningkatan kesejahteraan dosen dan guru, hingga relevansi kurikulum terhadap dinamika zaman.
Apresiasi dari Jawa Timur
Kepala LLDikti Wilayah VII, Dyah Sawitri, menyambut baik kehadiran Panja Komisi X dan Kemdiktisaintek. Ia berharap agar seluruh masukan dari perguruan tinggi di Jawa Timur dapat berkontribusi langsung dalam penyempurnaan sistem pendidikan nasional ke depan.
“Ini kesempatan langka dan sangat kami apresiasi. Semoga Jawa Timur bisa menyumbangkan gagasan strategis untuk pendidikan Indonesia yang lebih inklusif dan adaptif,” ujarnya.
Diskusi berlangsung dinamis dan penuh semangat, memperlihatkan betapa pentingnya sinergi antara pemerintah, legislatif, dan dunia akademik dalam membangun sistem pendidikan nasional yang kuat, adil, dan berkelanjutan.
Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian kunjungan kerja Panja Komisi X DPR RI dalam menjaring aspirasi publik sebelum RUU Sisdiknas masuk tahap pembahasan legislatif berikutnya.
Tidak ada komentar