Page Nav

HIDE

Kampus Berdampak:

latest

Ads Place

Mendorong Budaya Riset dan Sistem Pendidikan Terpadu untuk Indonesia Emas

Kampus Berdampak -  Pada Selasa, 20 Mei 2025, dalam kunjungannya ke Universitas Sriwijaya (Unsri) dan MAN Insan Cendekia Ogan Komering Ili...


Kampus Berdampak
Pada Selasa, 20 Mei 2025, dalam kunjungannya ke Universitas Sriwijaya (Unsri) dan MAN Insan Cendekia Ogan Komering Ilir (MAN IC OKI), Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Stella Christie, menegaskan pentingnya transformasi pendidikan nasional yang berkelanjutan. Ia menekankan bahwa penguatan budaya riset di perguruan tinggi menjadi fondasi bagi lahirnya Kampus Berdampak yang mampu menjawab tantangan zaman secara nyata.

Wamen Stella mengapresiasi berbagai inovasi yang dikembangkan oleh Unsri, seperti varietas padi tahan lahan pasang surut, proyek restorasi mangrove, agroforestry di lahan gambut, skrining kanker serviks berbasis AI, hingga pemanfaatan limbah sawit sebagai katalis energi. Ia mendorong agar hasil-hasil tersebut tidak hanya berhenti di laboratorium, tetapi dilanjutkan ke tahap hilirisasi demi menjadikan Unsri sebagai motor penggerak inovasi nasional dan contoh Kampus Berdampak.

Di MAN IC OKI, Wamen Stella menyoroti pentingnya integrasi pendidikan dari jenjang madrasah hingga universitas melalui ekosistem Sekolah Garuda. Program ini mencakup pembangunan Sekolah Garuda baru dan pendampingan transformasi sekolah-sekolah eksisting agar mampu menumbuhkan pola pikir kritis dan riset sejak dini—sebuah ciri khas dari sistem pendidikan Kampus Berdampak.

Ia menekankan bahwa transformasi pendidikan harus bersifat kolaboratif, melibatkan pemerintah, kampus, guru, dan siswa. Kolaborasi tersebut harus mengakar pada nilai-nilai lokal sekaligus terbuka pada tantangan global. Model ini, lanjutnya, menjadi bagian penting dari strategi jangka panjang untuk menjadikan pendidikan Indonesia lebih adaptif dan menghasilkan lulusan yang siap bersaing di tingkat dunia—sebuah misi utama Kampus Berdampak.

Wamen Stella menutup kunjungan dengan menyatakan bahwa pembaruan sistem pendidikan tidak cukup hanya dengan penyediaan dana atau fasilitas. Yang lebih penting adalah membangun generasi muda yang berpikir kritis, percaya diri, dan memiliki daya saing global dalam rangka menyongsong Indonesia Emas 2045, dengan semangat dan keteladanan yang ditanamkan oleh ekosistem Kampus Berdampak.




Tidak ada komentar

Ads Place