Page Nav

HIDE

Kampus Berdampak:

latest

Ads Place

Kolaborasi Strategis Indonesia–Chile: Dorong Sains, Teknologi, dan Pembangunan Berkelanjutan

Kampus Berdampak - Komitmen Indonesia dalam memperkuat pembangunan berkelanjutan dan kemajuan ilmu pengetahuan terus ditunjukkan melalui d...


Kampus Berdampak
- Komitmen Indonesia dalam memperkuat pembangunan berkelanjutan dan kemajuan ilmu pengetahuan terus ditunjukkan melalui diplomasi internasional. Pada Senin (16/6), Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) menerima kunjungan kehormatan dari Duta Besar Chile untuk Indonesia, ASEAN, dan Timor-Leste guna membahas rencana kerja sama strategis di bidang penelitian dan pengembangan teknologi.

Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Stella Christie, menekankan bahwa kolaborasi ini selaras dengan visi Indonesia Emas 2045.
“Kami sangat berkomitmen dalam membangun strategi dan kolaborasi penelitian. Presiden kami, Bapak Prabowo Subianto, juga menekankan bahwa sains dan teknologi memiliki peran kunci dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional,” ujar Stella.

Chile menawarkan kemitraan dalam berbagai bidang unggulan, termasuk astronomi—di mana Chile merupakan salah satu pemimpin dunia—penelitian kelautan, teknologi pangan, riset Antartika, pemberdayaan perempuan di bidang sains dan pertahanan, serta pengembangan kota berbasis ekosistem lahan basah (wetland cities). Baik Indonesia maupun Chile adalah anggota Konvensi Lahan Basah Internasional (The Ramsar Convention).

Duta Besar Chile, H.E. Mario Ignacio Artaza, turut mengundang Wamen Stella untuk menghadiri sebuah acara khusus pada saat kapal pelatihan angkatan laut Esmeralda berlabuh di Jakarta, Juli mendatang, dalam rangka peringatan 60 tahun hubungan diplomatik Indonesia–Chile. Acara tersebut akan menyoroti kontribusi perempuan dari kedua negara dalam sektor pertahanan.

Kemdiktisaintek menyambut positif tawaran tersebut, dengan menegaskan pentingnya penguatan strategi riset nasional melalui kerja sama konkret, khususnya di bidang astronomi, kelautan, energi, dan pemanfaatan mineral kritis. Salah satu potensi besar yang juga menjadi fokus adalah pengembangan rumput laut sebagai sumber energi terbarukan dan alternatif pangan, yang memerlukan dukungan riset dan penguatan infrastruktur rantai pasok.

Dalam diskusi, Kemdiktisaintek menyoroti pentingnya pendekatan riset yang seimbang antara pemanfaatan sumber daya alam dan keberlanjutan lingkungan. Sejumlah langkah konkret disepakati, seperti:

Kolaborasi pengembangan kota berbasis lahan basah, dengan Surabaya sebagai contoh yang telah menerima akreditasi Wetland City,

Inisiatif pemberdayaan perempuan di sektor teknologi dan pertahanan,

Pertukaran teknologi dan pengetahuan dalam sistem peringatan dini tsunami serta kabel bawah laut,

Penelitian bersama di sektor pangan, termasuk efisiensi pengolahan beras dan pengembangan industri buah-buahan.

Dubes Artaza berharap pertemuan ini menjadi titik awal dari kerja sama nyata yang memberikan dampak langsung bagi masyarakat kedua negara. Chile mendorong Indonesia untuk menetapkan area prioritas yang bisa segera ditindaklanjuti melalui mekanisme kerja sama teknis dan kelembagaan.

Kemdiktisaintek akan melanjutkan koordinasi dengan lembaga riset serta perguruan tinggi di Indonesia guna merealisasikan program-program tersebut. Harapannya, kolaborasi ini dapat memperkuat ekosistem riset nasional serta mendorong pembangunan berkelanjutan di Indonesia dan Chile.

Hadir dalam pertemuan ini antara lain:

Direktur Jenderal Sains dan Teknologi, Ahmad Najib Burhani,

Plt. Direktur Bina Talenta Penelitian dan Pengembangan, Karlisa Priandana,

Perwakilan dari Ditjen Pendidikan Tinggi,

Delegasi Chile, yakni Deputy Head of Mission Francisca Klaassen, dan Konsul Chile Camila Eggers.



Tidak ada komentar

Ads Place