Page Nav

HIDE

Kampus Berdampak:

latest

Ads Place

Unkhair Wujudkan Kampus Berdampak Lewat Riset dan Inovasi Berbasis Lokal

Kampus Berdampak -  Universitas Khairun (Unkhair) terus membuktikan diri sebagai perguruan tinggi yang tak hanya unggul secara akademik, t...


Kampus Berdampak
Universitas Khairun (Unkhair) terus membuktikan diri sebagai perguruan tinggi yang tak hanya unggul secara akademik, tetapi juga aktif berkontribusi nyata bagi masyarakat. Melalui program Kedaireka—inisiatif dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek)—Unkhair berhasil mengembangkan berbagai riset aplikatif yang memberi dampak langsung, khususnya di wilayah Maluku Utara.

Dalam kegiatan yang berlangsung pada Senin (21/4), berbagai capaian riset ditampilkan, termasuk kolaborasi antara Unkhair dengan pelaku usaha lokal, seperti UMKM Myristica yang dipimpin oleh Amalia Soliha. Bersama dosen Teknologi Hasil Pertanian, Dr. Hamidin Rasulu, Myristica berhasil mengolah rempah-rempah khas Ternate menjadi produk makanan kaleng berkualitas tinggi, seperti sambal roa dan ayam paniki.

“Dengan pengalengan, produk kami jadi lebih higienis dan tahan lama. Ini cocok untuk pasar seperti pekerja tambang yang membutuhkan makanan praktis,” ujar Amalia. Tak hanya itu, Myristica juga mendapat pelatihan manajerial, termasuk pengelolaan keuangan dan pemanfaatan limbah produksi.

Sejak 2022, Hamidin dan timnya telah merintis inovasi ini. Berkat dukungan program Kedaireka, pada 2024 mereka sukses memperoleh pendanaan untuk proses hilirisasi. Lima produk makanan kaleng kini tengah menunggu sertifikasi halal, CPPOB, dan HACCP sebagai langkah menuju produksi massal.

“Target kami tahun ini produk sudah bisa dipasarkan secara luas,” ungkap Hamidin. Ia berharap Kedaireka ke depan bisa menjangkau industri berskala besar untuk memperkuat ketahanan pangan nasional.

Sementara itu, dari bidang kelautan, Waode Munaini, dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, turut mencetak prestasi lewat riset probiotik berbahan herbal seperti bawang hutan. Produk yang sebelumnya hanya digunakan di laboratorium kini telah diuji di tambak secara luas dan bahkan berhasil memperoleh hak paten.

“Produk ini sudah kami uji pada budidaya ikan nila bioflok dan hasilnya sangat menjanjikan,” jelas Waode. Ia berharap Unkhair dapat memiliki pusat budidaya mandiri sebagai tempat riset terapan bagi mahasiswa dan dosen, serta memperkuat kolaborasi dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Dampak riset ini pun dirasakan langsung oleh masyarakat. Faisal, pembudidaya udang dari Kelurahan Fitu, menyampaikan bahwa produksi udangnya meningkat dari satu ton menjadi tiga hingga empat ton per siklus berkat penggunaan probiotik hasil riset Unkhair.

“Kami butuh lebih banyak pelatihan dan pendampingan seperti ini. Program seperti Kedaireka sangat bermanfaat dan sebaiknya ada setiap tahun,” ujar Faisal.




Tidak ada komentar

Ads Place